Senin, 29 Maret 2010

Persembahan Untuk Guru Bangsaku "Bapak Gus Dur"

Pelita Bangsa
Oleh : Ihwayati


Di tengah hiruk pikuk suara gegap gempita demokrasi
Di tengah butanya mata hati nurani
Di tengah pasangnya badai politik
Di tengah hidupnya kala reformasi
Sesungguhnya siapakah guru bangsa ini?
Ya benar…
Gus Dur, Abdurrahman Wahid

Dialah pemahat besi baja Indonesia
Dialah pengukir tinta emas sastra dengan ujung tombaknya
Dialah perangkai kata pembentuk bunga sastra
Bunga pemula
Hingga tinta-tinta mati hidup kembali
Asyik menarikan diri dengan segudang motivasi

Gus…
Sesungguhnya engkaulah guru bangsa kami
Kau labuhkan hidup dan batinmu
Untuk agama, budaya, dan bangsa negeri ini
Kau hidupkan citra pesantren
Dengan segenap cinta di setiap sudut hati
Kala bias kebebasan budaya semakin menggila
Menindas moral bangsa dengan pisau tajamnya
Kau tunjukan titik terang kebenaran
Dengan seribu teladan
Hingga angan dan cita-cita mereka melayang
Melukis bayang-bayang masa depan
Terbang dengan sayap putih
Menembus luar, meretas batas bumi
Tuk mencari jati diri di langit yang tinggi

Gus…
Kau maju ke barisan paling depan
Di kala genderang politik membara
Panas bak cawan besar yang meluap, muncrat dan muntah
Engkaulah pelita malam Indonesia
Engkaulah peruntuh langit tak berbintang
Engkaulah pengajar bintang tuk bersinar
Menyambut hari depan yang gemilang

Gus…
Engkaulah pemikir jenius bangsa ini
Di tengah indah dan suramnya panorama bangsa
Kau selalu muncul dengan pelita cetusan luar biasa
Hingga dikata tak dapat diindera
Oleh processor manusia biasa

Namun, kini pelita itu telah padam
Meninggalkan sejuta kenangan
Kematian tak ada yang tahu
Tak sehari, semenit dan sedetikpun
Dapat maju dan mundur
Kini Gus Dur telah berpulang
Menuju keabdian bersama doa

Kutengadahkan hati dalam malam sunyi
Kulafalkan untaian doa dengan air mata
Ya Rabb…
Pulangkan guru bangsaku menuju Sidratul Muntaha
Bersama para Wali dan Nabi kekasih-Mu
Biarkan pulang dengan bahagia
Terbang bersama pahala

Ya Rabb…
Lingkarkan kuasa kasihmu kepada guru bangsaku
Taburkan bunga keselamatan untuknya
Dan berilah tempat yang paling indah di sisimu
Dan kepada bangsa ini
Limpahkan kekuatan untuk maju
Meneruskan perjuangan guru
Menyambut cita-cita mulia
Yang indah permai penuh dengan rahmat dan ridho-Mu

My Memory in this day

I sungguh Ngrasa lemah bngets....
Why did I devide all that?
Why itu keputusan yang terbaik?
Begitu bnyak yang harus kupikirkan
apakah otakku akan mampu tu' mroses ini semua?

Udah..udah.
ini adalah jalan yang kupilih
Aku harus kuat
Aku harus mau dan mampu
Aku pasti bisa
Semangatttttttttttttt.....................
di dunia ini ak ada yang gak bisa jika kita mau berusaha
OKE


Raihlah bintangmu setinggi mungkin...!

Rabu, 17 Maret 2010

Jatuh Bangun Aku Mengejarmu

Yeah, this day I am very tired
I think, You make me confused
Oh sayang.........
Semakin kukejar semakin kau jauh
Semakin berat saja rasanya tuk mendapatkan dirimu
Sayang....
Aku ingin segera memeluk, mencium dan mendekapmu
dengan segala kasihku
Aku ingin segera merasakan bahagiamu,
merasakan kehangatan cintamu dan memiliki keindahanmu
Kau tahu....
Di setiap sekon, detik, hari, siang dan malamku
Kau selalu memenuhi memory otakku
Kau selalu membuat gundah hatiq
Kutakut kehilangan dirimu
yang sebagian telah aku punyai
Setiap hari aku dekati kau
Aku sanding dirimi, aku sentuh tubuhmu
dengan seluruh hatiq
Akankah aku dapat menggapaimu oh sayang..........
Ya Allah...............
Bimbinglah hamba menuju sayangku
Dengan segala ridho-Mu
Sayang yang benar-benar aku harapkan
Dia adalah tujuan hidupku
Ulurkan Tangan-Mu tuk menggandengku
Menuju cinta suciku
AL QUR'ANUL KARIM.............
Amiennnn..........................

Jumat, 12 Maret 2010

I love my mother


BUNDA
Oleh : Ihwayati

Kala malam membentang
Hatiku gundah tak beraturan
Suara hati tak berirama
Sebentar saja anganku mulai terbang
Menjelajahi setiap neurit yang pernah dilewatinya
Tiba-tiba memoriku menangkap sesuatu
Bunda…
Hatiku menjerit mengingatnya
Roman mukanya yang sayu
Tubuhnya yang lemah lunglai
Bayangan itu berkelebat-kelebat
Memenuhi sudut hati dan sarafku
Raga itu harus membanting tulang
Membawa gerobak dagangnya
Menyinggahi setiap sudut kota
Seketika saja peluh mulai mengucur
Membasahi baju kebesarannya
Tak jarang pula hujan mengguyurnya
Menyerang dengan peluru-peluru beningnya
Hatiku mulai menangis
Merasakan betapa pahitnya hidup ini
Bayangan itu semakin kabur dan hilang perlahan
Dan akhirnya terbawa ke perjalanan indah malam itu


Kamis, 11 Maret 2010

I will study hard and finally Iwill successs.....